66 Days Then Your Habit is Formed

Have you ever heard about taking 21 days to form a new habit? That famous assumption comes from the book Psycho Cybernetics by Maxmell Maltz. The book was published in 1960, it mentions that patients took 21 days to get used to seeing their new face. When patients had an arm or leg amputated, Maxwell Maltz noticed that they would sense a phantom limb for about 21 days before adjusting to the new situation. And that’s how society started spreading the common myth that it takes 21 days to form a new habit. It is remarkable how often these timelines are quoted as statistical facts. If enough people says something enough times, then everyone else starts to believe it. But the problem is that Maxwell Maltz was simply observing what was going on around him and wasn’t making a statement of fact. Beside he made sure to say that this was the minimum amount of time needed to adapt to a new change/habit. So, what do you think? What is the real fact about the term of having things to be formed as a new habit?

There is also the other research told that the average people could form a habit within 66 days. The research came from Eroupean Journal of Social Psychology. Philipa Lally and colleagues from the University of London recruited 96 people who were interested in new habits, like eating fruits 15 before lunch or running 15 minutes each day, and other (Lally et al., 2009). When they examined the habits, they found that there was relationship that showed in a curved relationship between the practice and the habit that began automatically, and their results found that the average participants could form a habit within 66 days.

This research also noted that not doing it a day of a few days, like not repeating the activity will not close the opportunities in forming habits. It is just repetition of activities done in in the early training that gives a lot of increased opportunities in forming habits. This fact shows that forming habits within 21 days is not entirely true. Beside, it’s still depend on what what we intended to have. Some habits are easy to built, some are difficult. People has different condition too, there are some groups of people who are difficult in forming habit or even can’t form them at all. Personality, motivation, environment and conditions, as well as the kind of habits that want to change also affect the speed of a person to change a habit. So what are you waiting for? Form your habit as soon as possible, people can always do new things when they are aware of the habit and are motivated to change.

research source: https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/ejsp.674

Titik Temu

Sebelum kalian, para hati yang akan ku temui dikemudian hari hancur dan terluka. Ku ucapkan selamat, karena aku secara resmi pensiun hari ini. Sudah ku pikirkan sangat matang perihalnya. Tidak perlu diteruskan. Ini penyakit berbahaya. Dengan adanya tulisan ini, aku sudah dapat memastikan bahwa aku berada dibawah kesadaran. Biarkan juga aku berkata kepada kawan terdekat, anggaplah sebagai pengakuan. Pengakuan yang sangat naïf. Yang sangat butuh pengawasan dan teguran, seperti peringatan, mungkin.

Untuk para hati yang telah terluka, tercerai berai, hancur, luluh lantah, remuk tak tersisa. Juga untuk hati yang kandas bentuknya, berevolusi hingga bangun dan bangkit menemukan pecahan-pecahan lalu akhirnya hidup lagi. Sehat sentosa. Semuanya, ku ucapkan selamat dan maaf. Selamat yang bermakna: selamat, atas keinginan tulus kalian yang berharap untuk perubahan baik ku, tak ada lagi luka bagimu, dan bagi orang lain setelahmu. Selamat, aku memulai untuk merealisasikannya. Maaf yang bermakna: keputusan ini tidak datang sebelum aku menemuimu. Jika iya, maka kita sudah berada di titik keagungan tertinggi pada bab kesetiaan yang telah lama aku idamkan dalam fase kehidupan. Terang saja, aku hidup dalam tusukan. Tusukan yang asalnya dari dalam. Secara jelas terlihat meruak keluar, mencoba untuk tampil. Tetapi juga merobek lapisan daging hingga kulit terluarku. Aku ingin meluapkannya. Disamping itu aku berdarah, bercucuran. Sangat terasa roma kejahatan dan intoleran. Kali ini bagian tubuh mana lagi yang akan terluka? Ia habis terkoyak dari dalam. Daging pada tubuhku tak ada celah lagi untuk disematkan duri diantaranya. Terlampau banyak duri sudah menempel.

Hari itu, aku berjalan dan menemukan tubuh baru. Dengan keadaan tidak sadar karena koma akut, aku segera meraihnya. Tubuh baru ini sepertinya bisa dijadikan penopang selanjutnya. Tuhan, aku butuhkan kesadaran.

Tubuh itu ku raba setiap jengkalnya, tak lupa juga memeriksa apakah ada duri yang lepas dari dalam. Tubuh ini terlihat hebat, aku belum pernah menemukan yang serupa. Ku ketuk dengan tangan dan akhirnya terperanjat. Denting pantulnya serupa dengan apa yang baja suarakan. Dengan langkah pasti, ku ayunkan tubuh kaku nan kuat itu dari atas tanah dan segera beranjak. “Tuhan, aku yakin esok hari, dan esoknya lagi, akan menjadi hari paling ringan sedunia. Aku kuat sekarang.”

Ramadhan Kami di Al-Hikmah Dua

 

tumblr_m7evlav5GF1qguafio1_500

Pagi buta, asma-asma Allah terdengar hingga keseluruh penjuru. Ada murrotal dari masjid An-Nur, ada pula dari kantor pondok. Penghuninya bangun, gelagapan masih ngantuk, buru-buru ke warung nasi dan tempat kos makan masing masing. Sahur bersama dengan lauk seadanya, kadang yang air minumnya habis dan malas diisi ulang, berburu botol teman lain yang masih penuh. Selepas sahur, yang tidur lagi ada, yang bergegas ke kamar mandi pun ada.

Shalat subuh berjama’ah, dilanjut dengan pasaran kitab. Rasa kantuk seringkali kalahkan semangat mengapsai, jadi tidak salah lagi, kitabnya bolong minta ditambal. Yang beruntung tidak kena virus kantuk, selepas ngaji langsung balik ke komplek ataupun kamar, mungkin banyak hal yang mau dilakukan, berhubung bangun pagi dan tidak kena virus no.1 santri. Yang terkena virus, ya menetap di masjid. Tidur, dengan kitab terbuka, diatas sajadah dan terbalut mukenah yang kusut-kusut karena dibawa tidur terus. Kadang juga, bangun-bangun penghuni masjid sudah sepi, terbirit-birit menuju kamar, malu karena bangun paling akhir.

Pagi hari di pondok puteri sepi sekali. Biasanya masih pada molor dikamar masing-masing, apalagi liburan sekolah sudah dimulai seperti ini. Tapi dibalik itu, ada juga beberapa yang menggunakan waktu untuk mencuci pakaian, merapihkan almari, sapu sana-sini, dan ada juga yang sahur kesiangan. Mereka ngumpet-ngumpet, menghormati katanya. Tidak ada kegiatan khusus sebenarnya, santri puteri bebas melakukan apa saja, kecuali saat ngaji, ya harus ngaji.

Adzan dhuhur berkumandang. Seluruh santri melangkahkan kaki mereka menuju masjid. Santri putera biasanya sudah di masjid duluan. Kalau hujan jangan sampai lari-lari, karena rawan terpeleset. Bisa jadi bahan tertawaan kalau jatuh didepan mereka. Kegiatan menunggu iqomah patennya adalah nderes, tapi ada juga yang ngobrol, atau lihat-lihat putera barangkali ada yang kenal. Shalat dhuhur dilanjut dengan pasaran kitab. Setelah itu bersih-bersih, lalu ke masjid untuk shalat ashar pasaran lagi. Sebagai penutup pasaran sore, ada lagi ngaji sunnah, boleh ikut boleh tidak. Ngaji bersama Abah bikin tenteram, dapat kutipan-kutipan menarik tentang kehidupan sehari-hari. Meskipun banyak yang tidak mengerti bahasanya (karena pakai bahasa Jawa Kromo) tapi semuanya tampak takzim menyimak kata demi kata yang Abah sampaikan.

Akhirnya waktu buka tinggal perkara menit, tinggal menunggu suara alarm yang menandakan waktu buka telah tiba. Pihak pondok telah menyiapkan hidangan buka bagi warga setempat yang ikut buka bersama di masjid, langsung setelah pengajian dengan Abah usai. Ketika buka puasa, semua tampak menikmati hidangannya masing-masing. Tidak sedikit dari bapak-bapak setempat yang hanya meneguk air putihnya, lalu sepiring nasi diikhlaskan untuk para santri (kami emang ga dapet nasi). Kurma juga tidak absen dalam hidangan itu. Disisi lain, bisa terlihat santri puteri yang terbirit-birit menuju Abah, mereka menginginkan minuman dan makanan ‘bekasan’ Abah. Terkedang bikin kesal juga kalau dilihat, beberapa dari mereka terlibat aksi dorong-dorongan dan terlihat cukup ricuh. Abah memaklumkan, karena tahu bahwa yang santri inginkan hanyalah barokahnya.

Acara buka puasa singkat saja, langsung dilanjut dengan shalat berjamaah dengan Abah. Malam pun datang, tarowih dilaksanakan dengan khidmat. Kaca per-kaca ayat Al-Qur’an dilantunkan setiap raka’atnya. Tidak jera-jera, virus kantuk kadang masih datang juga. Sebagai penutup, pasaran kitab pun dilahap lagi. Meski tempat ngajinya sempit, tapi masih semangat saja. Lagi-lagi virus no.1 tampak menjangkiti beberapa jama’ah pengajian kitab ini.

Akhirnya semua bubar, meninggalkan kedamaian. Inilah tempat dan waktu yang tempat untuk virus no.1 kami, sleeping time. Semua terlelap, diatas karpet tipis, membuat barisan berdesak-desakan, kadang gerah, kaya ikan pindang yang sedang dijemur, katanya. Tapi kami nyenyak-nyenyak saja, nyaman malah, tentu saja karena perkara terbiasa. Ya Allah, terima kasih untuk hari ini, Ya Allah terima lah ibadah puasa kami.

Photograph by Ed Sheeran

a little song, but means everything to me

 

artworks-000119849219-9858q0-t500x500 Loving can hurt
Loving can hurt sometimes
But it’s the only thing that I know
When it gets hard
You know it can get hard sometimes
It is the only thing that makes us feel alive
We keep this love in a photograph
We made these memories for ourselves

Where our eyes are never closing
Hearts are never broken
Times forever frozen still

So you can keep me
Inside the pocket
Of your ripped jeans
Holdin’ me closer
‘Til our eyes meet
You won’t ever be alone
Wait for me to come home

Loving can heal
Loving can mend your soul
And it’s the only thing that I know (know)
I swear it will get easier
Remember that with every piece of ya
And it’s the only thing we take with us when we die

We keep this love in this photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Our hearts were never broken
Times forever frozen still

So you can keep me
Inside the pocket
Of your ripped jeans
Holdin’ me closer
‘Til our eyes meet
You won’t ever be alone

And if you hurt me
That’s OK, baby, only words bleed
Inside these pages you just hold me
And I won’t ever let you go

Wait for me to come home [4x]

Oh you can fit me
Inside the necklace you got when you were 16
Next to your heartbeat
Where I should be
Keep it deep within your soul

And if you hurt me
Well, that’s OK, baby, only words bleed
Inside these pages you just hold me
And I won’t ever let you go

When I’m away
I will remember how you kissed me
Under the lamppost
Back on 6th street
Hearing you whisper through the phone,
“Wait for me to come home.”

 

source and re-post from http://www.azlyrics.com/lyrics/edsheeran/photograph.html

Foreign Hunters, Mirel n’ Alya

www

Akhirnya, salah satu agenda sekolah yang dilaksanakan pada tahun kedua pun usai. Ya, tidak lain adalah SOP atau School Outing Programme. Setelah mendapatkan berbagai macam pembekalan, akhirnya pada tanggal 6 Mei 2016 kami-siswi kelas 2 Malhikdua- pun melakukan pemberangkatan. What an epic trip! Tujuan pertama grup SOP ku adalah Candi Borobudur, Magelang. Dimana nanti kami akan melakukan tugas utama (hard duty) yaitu bercakap-cakap dengan turis asing.

Untuk melakukan percakapan nanti, kami dibentuk dalam 20 kelompok, yang satu kelompoknya adalah berpasang-pasangan atau dua orang. Yeaaaay, i got the best for this. Partner ku selama dua minggu kedepan adalah salah satu murid kelas XI Emersi, yaitu Alya. It seemed awkward for the first time, karena aku dan Alya emang ga deket sebelumnya, dan kali itu kita diwajibkan untuk bersama-sama selamaaaa dua minggu lamanya. Cool. Jadi, hari pertama bisa dibilang untuk pendekatan dulu. Setelah cerita banyak hal, ternyata dia punya banyak kesamaan sama aku. We enjoyed our journey very much!

Banyak hal keren yang aku dan Alya omongin, bahkan selera musikku dengan dia juga sama. Kita sering nyanyi bareng sepanjang perjalanan dimana dan kemana pun(kita banyak jalan).

Pokoknya, aku seneng kenal Alya, dan aku termasuk orang yang beruntung, dia juga bilang gitu sih. Karena ga sedikit pasangan SOP lain yang ga cocok, bahkan hunting turis bareng aja jarang! What a poor couple they are.

Dihari terakhir pada saat kegiatan di Borobudur, Alya dan aku milih untuk jalan-jalan keliling area Borobudur menggunakan tandem. Luckily, it costed very cheap! aslinya mah dua orang dua puluh ribu, tapi kerennya penjaga sepeda malah ngasi kita diskon 50%, hahaha. Jadi cuma bayar 5000/orang. Sebelum melakukan perjalanan naik sepeda, Alya dan aku memutuskan beli tongsis dulu, karena kita pengen nge-record our last day in Borobudur, weits.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Ini hasil jepretan pertama kita pake tongsis. Sayangnya, karena terlalu awam pake tongsis, hasil video sama foto pas waktu perjalanan naik sepeda ga ada yang bagus. Tapi ga papa.

The next week. Setelah seminggu kurang dikit akhirnya kita berpindah tempat, yaitu Candi Prambanan. Berbeda dengan pada saat tinggal di Borobudur yaitu di Pondok Pesantren Brayat, di Prambanan kami ber-empat puluh tinggal di rumah kontrakan dekat area komplek Candi Prambanan. Disana ga kalah asyiknya. Alya dan aku udah mulai kenal baik satu sama lain dan kita udah mulai terbiasa untuk bercengkrama bareng turis. Meskipun, di hari-hari terakhir aku dan Alya udah bener-bener boseeeen dan males buat cari turis, akhirnya kita cari jalan lain. Dipenghujung hari pada saat hunting turis di Candi Prambanan dan Malioboro, kita cari jalan lain yaitu wisata kuliner.

Alya dan aku sama-sama suka makan tapi anehnya dia ga gendut-gendut, dan aku seneng minta Alya makan lagi lagi dan lagi biar kita sama-sama gendut #wat.

Ini beberapa foto ketika kita wisata kuliner.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

es-dawet-ayudari sini

 

Hari terakhir adalah shopping day. Sayangnya, aku ga bareng Alya. Kita sibuk beli ini-itu, oleh-oleh ini itu, pokoknya capekin.

 

It was too sweet to be forgotten! Nice to meet you, Alya!

 

Apa Kabar?

Ktumblr_ndovqt95KB1simvvzo1_500abar saya baik,sekarang. kalau kalian bertanya kenapa, ya, saya usai bertemu moodbooster number one, bahagia. Tapi, ya ga sebahagia-bahagia kaya ngejawab pertanyaan pak Amam dan jawabannya bener, atau mecahin soal kimia yang bahkan sekali pertemuan pun ga terpecah-pecahkan juga.

Kabar lain, saya udah berasa jadi anonymous atau undetected atau hilang dari peradaban ke-blog-an malhikdua atau portal sekolah sekalipun, gimana ya, i lost my sense to write.

Kabar selanjutnya, minggu lalu saya mengikuti lomba popda, bersama teman-teman seperjuangan lainnya. Niatnya cuma coba-coba akhirnya diterima dan ikut main. Saya pilih lomba lari 100 meter dan basket-meskipun jadi cadangan-. Sekitar tiga hari ubek-ubek tentang popda, sampai-sampai ga berangkat sekolah sampai tiga hari. Keren. Capek, pegelnya ga kira-kira, sampai sekarang kaki masih sakit dikit, ya gimana ga sakit, hampir ga pernah olahraga dipondok, terus langsung di spin latihan dua harian full. Tapi nda papa, capeknya kebayar sama pengalaman, asyik, sama jajanannya juga. Lumayan, keluar dari pondok tanpa izin bersama bibit bebet bobotnya, maklum santri putri keluar pondok susah, ya kalo ada perlu, itu juga kalau bukan mendesak ga akan di izinin pengurus.

Kabar saya di kelas, wah ancur. Kayanya saya bukan cuma lost sense to write, tapi juga to study. Kebanyakan ngantuknya, bener-bener, yaqin pake qof, sekarang bener-bener udah sampai edge of my laziness. Kena hukuman terus dikelas, catatan engga lengkap, tidur,dan lain sebagainya. im doomed.

Kabar saya di depan mamah papah ga mau kalah, baru aja tadi siang saya dimarahin gara-gara kehilangan uang, uang buat bayaran pondok, sekolah dan lainnya. Padahal minggu kedepan berikutnya sudah mid semester, dan biasanya persyaratannya itu ya bayaran pondok dan sekolah lunas.

Selebihnya, i’m okay, cause god always with me, no matter how the situation is.

 

 

Untitled

105806-I-Love-You-Just-The-Way-You-Are

 

Hatiku berhenti di kamu. Untuk saat ini aku menyimpan namamu dihatiku. Meskipun kita engga pacaran, meskipun kita ga tau satu sama lain, tapi kamu itu beda. Dimata aku kamu itu shaleh. Selama kenal sama cowo aku baru deket sama cowo kaya kamu.

Ada rasa bangga tersendiri dihati ini, padahal satu tahun lebih kita udah kenal, tapi aku baru sadar kalau kamu itu istimewa. Jadi, biarkan hati ini mengalir seperti air yang mengagumi kamu dari kejauhan.

 

 

 

falling in love quotes.

Sincere is Everything!

 

tumblr_md7r6zN7UM1qm4wseo1_500

 

 

Ini kisah sebuah bros, bros berbentuk Apel berwarna pink!

Jadi gini ceritanya… Bel istirahat berbunyi, aku dan kawan berbondong-bondong menuju asrama, waktu istirahat bagi kelas dua sangatlah singkat, dan kami hanya dapat menggunakannya untuk shalat ashar, itu juga tidak ikut jamaah di masjid, hanya membuat barisan sendiri ketika adzan telah berkumandang. Jadi kelas dua sangat buru-buru dan ribet.

Tugas makalah matriks! Ya Allah belum kelar sama sekali tugasku itu, akhirnya aku memutuskan untuk membeli kertas folio di m2mart, satu-satunya minimarket yang Al-Hikmah dua punya. Aku mengajak beberapa orang teman yang ternyata ingin membeli kertas juga. “Ayo, kita bareng!”

Sampai di m2mart, tempat bros-bros menarik pertahtianku. Ya Allah aku pengen! ternyata Umi temanku juga tertarik dan kita melihat bros bersama. “Aku cup ini ah!” kata umi. “Iya mi bagus tuh bagus, eh tapi yang itu lebih bagus tuh yang warna pink keunguan lucu banget mi.” Aku menunjuk bros apel berwarna pink itu. “Aku mau beli yang itu!” kataku coba meraih. “eeh, aku aku aku! aku pilih itu ah.” Umi menyambar. Yah gimana sih Umi itukan pilihanku! karena posisi Umi yang dekat dengan etalase bros dan aku dibelakangnya, Umi dapat langsung mengambil bros tersebut. Di dalam m2mart yang ramai, aku dan Umi rebutan bros Apel/ Untung saja bros nya tidak rusak.

Ternyata eh ternyata Umi tidak bawa cukup uang, jadi langsung aku sambar saja karena aku bawa cukup uang. Kelihatannya, Umi cukup dongkol tapi sudahlah emang itu hak aku untuk beli kan? Setelah membeli kertas folio dan bros, aku dan yang lain buru-buru menuju kelas karena sepertinya guru sudah masuk kelas. Sampai dikelas aku ingin menunjukkan bros yang telah ku beli tadi ke teman sebangku ku. Loh mana brosnya? Kucari bolak-balik dari kantong baju hingga rok, tidak aja juga. Atau ketinggalan? Karena aku sedang sangat buru-buru tadi. Aduuuh. Aku mencoba bertanya pada Umi, “Umi, brosnya ilang. Kamu sih ga ikhlas!” kataku menyalahkan. “Loh, yaiya aku ga ikhlas.” Umi nyebelin, kenapa coba ga ikhlas padahal kan aku memang ga salah apa-apa, aku beli aja karena Umi emang ga jadi beli.

 

Karena ketidakikhlasan Umi dan keegoisanku jadi kandaslah bros imut itu.

The Colour of Day

colour smoke

Hariku merah

Semerah ketika motivasi datang dan memaksa untuk bangkit dan berani

Tetapi juga semerah darah yang tercucur

ketika pengorbanan penuh semangat membara

Hariku biru

Sebiru langit dipagi yang sejuk beraroma embun

yang damai mendamaikan ketika dekat dengan dekapNya

Tapi dapat sebiru air laut yang dapat buat siapapun terbawa ombaknya

seperti pada saat marah, tak tahu dimana letak kesabaran dan etika karena jauh dariNya

Hariku hijau

Sehijau dedaunan selepas hujan yang masih basah menyegarkan

Sesejuk senyum sapa salam pada orang dan sahabat terdekat yang selalu mengembang dibibir

tapi, dapat jadi hijau pekat seperti racun

ketika rasa kecewa datang dan merusak segala kepercayaan

 

Kadang tanpa warna… Polos seperti warna hvs

ketika tak ada motivasi, rasa ingin bangkit, dan bahkan rasa percaya kepada selain diri

Perasaan ingin melanjutkan tugas, mengerjakan kewajiban bahkan kebutuhan

Tak ada secercah pun

Itu warnaku.

 

sajak tentang kehidupan