The Colour of Day

colour smoke

Hariku merah

Semerah ketika motivasi datang dan memaksa untuk bangkit dan berani

Tetapi juga semerah darah yang tercucur

ketika pengorbanan penuh semangat membara

Hariku biru

Sebiru langit dipagi yang sejuk beraroma embun

yang damai mendamaikan ketika dekat dengan dekapNya

Tapi dapat sebiru air laut yang dapat buat siapapun terbawa ombaknya

seperti pada saat marah, tak tahu dimana letak kesabaran dan etika karena jauh dariNya

Hariku hijau

Sehijau dedaunan selepas hujan yang masih basah menyegarkan

Sesejuk senyum sapa salam pada orang dan sahabat terdekat yang selalu mengembang dibibir

tapi, dapat jadi hijau pekat seperti racun

ketika rasa kecewa datang dan merusak segala kepercayaan

 

Kadang tanpa warna… Polos seperti warna hvs

ketika tak ada motivasi, rasa ingin bangkit, dan bahkan rasa percaya kepada selain diri

Perasaan ingin melanjutkan tugas, mengerjakan kewajiban bahkan kebutuhan

Tak ada secercah pun

Itu warnaku.

 

sajak tentang kehidupan

Selamat Ya, Santri!

Kata-Mutiara-Hari-Santri-NasionalDuapuluhduaOktober. Selamat hari santri nasional! Selamat hari jadi yang pertama, para penimba ilmu penuh berkah. Keberadaan kita setidaknya diakui sekarang. Meski belum tahu benar jadinya. Setelah jadi santri, aku jadi tahu banyak akan arti pengorbanan, persahabatan yang sesungguhnya. Tak ada rasa getir akan penyesalan menjadi seorang santri, i love my teacher, i love my ma’had, i love my mosque, i love my room.

Kegiatan hari ini, demi berpartisipasi menyambut hari santri. Upacara bendera dilanjut pawai keliling desa benda yang bikin pegal tidak karuan #yangpentingkitaseneng

Qurban Kedua

Selamat-Hari-Raya-Idul-Adha-2015

 

Qurban kali kedua di Al-Hikmah dua. Sudah lewat enam hari yang lalu memang. Tapi masih terasa. Coba kembali ke kenangan kemarin.

Malam hari, tanggal 23, pondok adakan acara takbiran di gedung serbaguna. Aacaranya rame sekali, penampilan takbir keliling antar komplek putri. Setiap komplek wajib menampilkan pertunjukkan takbir kelilingnya, ada yang menari, drama, dll.

Ditengah acara, sebenarnya belum dipertengahan, masih awalan acara, terserang keram perut yang bikin ga kuat banget. Kalau seperti ini ceritanya lebih baik pulang. Aku pulang bersama satu temanku, karena itu adalah acara wajib maka mau tidak mau harus melewati kumpulan pengurus dan menjawab beberapa pertanyaan.

Sampai dikamar sepi sekali, karena semua santri pergi ke acara tersebut. Suara takbir masih terdengar meskipun jarak antara asrama dan gedung serbaguna cukup jauh. Hari itu ku tutup dengan istirahat yang lebih cepat dari biasanya.

Idul Adha pun tiba, الله أَكْبَر الله أَكْبَر الله أَكْبَر…. Takbir berkumandang kesemua arah yang aku kunjungi. Sayangnya, pada hari itu tidak dapat shalat Ied bersama. Banyak yang bustelan hari itu, wali santri mengunjungi anak-anaknya di pondok. Kebersamaan Idul Adha makin terasa saja. Meskipun orang tua tidak ikut berkunjung kesini juga, melihat teman bersenda gurau dan melepas rindu dengan orang tuanya pun sudah cukup.

Hari berjalan sibuk dipondok. Yang enak ya itu, bebas dari pengurus, mereka sedang sibuk dengan acara yang ada. Tidak ada pengontrolan shalat di masjid, pengontrolan bangun pagi shubuh, pengontrolan kamar mandi. Hehehe

‘Mana dagingnyaaaaa?’ kata itu selalu berada disetiap tempat. Akhirnya sebagai makan malam, pondok membagikan rendang beserta ketupat. Semua teman-teman senang , termasuk aku. Makan malam bersama pun berlangsung hingga kekenyangan.

Esoknya, suasana Idul Adha masih terasa, makin banyak santri yang dikunjungi oleh orangtuanya. Lebih asiknya lagi, mereka membawakan daging qurban yang sudah dimasak menjadi sate, rendai, gulai, dll. Kami makan besar lagi. Lucunya, banyak dari teman-teman yang mendapat diare karena makan daging terlalu banyak, kenapa bisa begitu, aku tidak tahu, hahaha.

Malam harinya kami dapat rendang dan gulai lagi dari pondok, wuaah mau kenyang gaya apa lagi hari ini. Kekenyangan pun terjadi di hari berikutnya.

Tiap hari berturut-turut makan daging, sampai kekenyangan lagi. Terimakasih Ya Allah atas Idul Adha kali ini yang Insyaa Allah penuh dengan berkah.

Itu adalah cerita pendekku,mengulang kembali Idul Adha enam hari lalu.