Ramadhan Kami di Al-Hikmah Dua

 

tumblr_m7evlav5GF1qguafio1_500

Pagi buta, asma-asma Allah terdengar hingga keseluruh penjuru. Ada murrotal dari masjid An-Nur, ada pula dari kantor pondok. Penghuninya bangun, gelagapan masih ngantuk, buru-buru ke warung nasi dan tempat kos makan masing masing. Sahur bersama dengan lauk seadanya, kadang yang air minumnya habis dan malas diisi ulang, berburu botol teman lain yang masih penuh. Selepas sahur, yang tidur lagi ada, yang bergegas ke kamar mandi pun ada.

Shalat subuh berjama’ah, dilanjut dengan pasaran kitab. Rasa kantuk seringkali kalahkan semangat mengapsai, jadi tidak salah lagi, kitabnya bolong minta ditambal. Yang beruntung tidak kena virus kantuk, selepas ngaji langsung balik ke komplek ataupun kamar, mungkin banyak hal yang mau dilakukan, berhubung bangun pagi dan tidak kena virus no.1 santri. Yang terkena virus, ya menetap di masjid. Tidur, dengan kitab terbuka, diatas sajadah dan terbalut mukenah yang kusut-kusut karena dibawa tidur terus. Kadang juga, bangun-bangun penghuni masjid sudah sepi, terbirit-birit menuju kamar, malu karena bangun paling akhir.

Pagi hari di pondok puteri sepi sekali. Biasanya masih pada molor dikamar masing-masing, apalagi liburan sekolah sudah dimulai seperti ini. Tapi dibalik itu, ada juga beberapa yang menggunakan waktu untuk mencuci pakaian, merapihkan almari, sapu sana-sini, dan ada juga yang sahur kesiangan. Mereka ngumpet-ngumpet, menghormati katanya. Tidak ada kegiatan khusus sebenarnya, santri puteri bebas melakukan apa saja, kecuali saat ngaji, ya harus ngaji.

Adzan dhuhur berkumandang. Seluruh santri melangkahkan kaki mereka menuju masjid. Santri putera biasanya sudah di masjid duluan. Kalau hujan jangan sampai lari-lari, karena rawan terpeleset. Bisa jadi bahan tertawaan kalau jatuh didepan mereka. Kegiatan menunggu iqomah patennya adalah nderes, tapi ada juga yang ngobrol, atau lihat-lihat putera barangkali ada yang kenal. Shalat dhuhur dilanjut dengan pasaran kitab. Setelah itu bersih-bersih, lalu ke masjid untuk shalat ashar pasaran lagi. Sebagai penutup pasaran sore, ada lagi ngaji sunnah, boleh ikut boleh tidak. Ngaji bersama Abah bikin tenteram, dapat kutipan-kutipan menarik tentang kehidupan sehari-hari. Meskipun banyak yang tidak mengerti bahasanya (karena pakai bahasa Jawa Kromo) tapi semuanya tampak takzim menyimak kata demi kata yang Abah sampaikan.

Akhirnya waktu buka tinggal perkara menit, tinggal menunggu suara alarm yang menandakan waktu buka telah tiba. Pihak pondok telah menyiapkan hidangan buka bagi warga setempat yang ikut buka bersama di masjid, langsung setelah pengajian dengan Abah usai. Ketika buka puasa, semua tampak menikmati hidangannya masing-masing. Tidak sedikit dari bapak-bapak setempat yang hanya meneguk air putihnya, lalu sepiring nasi diikhlaskan untuk para santri (kami emang ga dapet nasi). Kurma juga tidak absen dalam hidangan itu. Disisi lain, bisa terlihat santri puteri yang terbirit-birit menuju Abah, mereka menginginkan minuman dan makanan ‘bekasan’ Abah. Terkedang bikin kesal juga kalau dilihat, beberapa dari mereka terlibat aksi dorong-dorongan dan terlihat cukup ricuh. Abah memaklumkan, karena tahu bahwa yang santri inginkan hanyalah barokahnya.

Acara buka puasa singkat saja, langsung dilanjut dengan shalat berjamaah dengan Abah. Malam pun datang, tarowih dilaksanakan dengan khidmat. Kaca per-kaca ayat Al-Qur’an dilantunkan setiap raka’atnya. Tidak jera-jera, virus kantuk kadang masih datang juga. Sebagai penutup, pasaran kitab pun dilahap lagi. Meski tempat ngajinya sempit, tapi masih semangat saja. Lagi-lagi virus no.1 tampak menjangkiti beberapa jama’ah pengajian kitab ini.

Akhirnya semua bubar, meninggalkan kedamaian. Inilah tempat dan waktu yang tempat untuk virus no.1 kami, sleeping time. Semua terlelap, diatas karpet tipis, membuat barisan berdesak-desakan, kadang gerah, kaya ikan pindang yang sedang dijemur, katanya. Tapi kami nyenyak-nyenyak saja, nyaman malah, tentu saja karena perkara terbiasa. Ya Allah, terima kasih untuk hari ini, Ya Allah terima lah ibadah puasa kami.

Photograph by Ed Sheeran

a little song, but means everything to me

 

artworks-000119849219-9858q0-t500x500 Loving can hurt
Loving can hurt sometimes
But it’s the only thing that I know
When it gets hard
You know it can get hard sometimes
It is the only thing that makes us feel alive
We keep this love in a photograph
We made these memories for ourselves

Where our eyes are never closing
Hearts are never broken
Times forever frozen still

So you can keep me
Inside the pocket
Of your ripped jeans
Holdin’ me closer
‘Til our eyes meet
You won’t ever be alone
Wait for me to come home

Loving can heal
Loving can mend your soul
And it’s the only thing that I know (know)
I swear it will get easier
Remember that with every piece of ya
And it’s the only thing we take with us when we die

We keep this love in this photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Our hearts were never broken
Times forever frozen still

So you can keep me
Inside the pocket
Of your ripped jeans
Holdin’ me closer
‘Til our eyes meet
You won’t ever be alone

And if you hurt me
That’s OK, baby, only words bleed
Inside these pages you just hold me
And I won’t ever let you go

Wait for me to come home [4x]

Oh you can fit me
Inside the necklace you got when you were 16
Next to your heartbeat
Where I should be
Keep it deep within your soul

And if you hurt me
Well, that’s OK, baby, only words bleed
Inside these pages you just hold me
And I won’t ever let you go

When I’m away
I will remember how you kissed me
Under the lamppost
Back on 6th street
Hearing you whisper through the phone,
“Wait for me to come home.”

 

source and re-post from http://www.azlyrics.com/lyrics/edsheeran/photograph.html

Foreign Hunters, Mirel n’ Alya

www

Akhirnya, salah satu agenda sekolah yang dilaksanakan pada tahun kedua pun usai. Ya, tidak lain adalah SOP atau School Outing Programme. Setelah mendapatkan berbagai macam pembekalan, akhirnya pada tanggal 6 Mei 2016 kami-siswi kelas 2 Malhikdua- pun melakukan pemberangkatan. What an epic trip! Tujuan pertama grup SOP ku adalah Candi Borobudur, Magelang. Dimana nanti kami akan melakukan tugas utama (hard duty) yaitu bercakap-cakap dengan turis asing.

Untuk melakukan percakapan nanti, kami dibentuk dalam 20 kelompok, yang satu kelompoknya adalah berpasang-pasangan atau dua orang. Yeaaaay, i got the best for this. Partner ku selama dua minggu kedepan adalah salah satu murid kelas XI Emersi, yaitu Alya. It seemed awkward for the first time, karena aku dan Alya emang ga deket sebelumnya, dan kali itu kita diwajibkan untuk bersama-sama selamaaaa dua minggu lamanya. Cool. Jadi, hari pertama bisa dibilang untuk pendekatan dulu. Setelah cerita banyak hal, ternyata dia punya banyak kesamaan sama aku. We enjoyed our journey very much!

Banyak hal keren yang aku dan Alya omongin, bahkan selera musikku dengan dia juga sama. Kita sering nyanyi bareng sepanjang perjalanan dimana dan kemana pun(kita banyak jalan).

Pokoknya, aku seneng kenal Alya, dan aku termasuk orang yang beruntung, dia juga bilang gitu sih. Karena ga sedikit pasangan SOP lain yang ga cocok, bahkan hunting turis bareng aja jarang! What a poor couple they are.

Dihari terakhir pada saat kegiatan di Borobudur, Alya dan aku milih untuk jalan-jalan keliling area Borobudur menggunakan tandem. Luckily, it costed very cheap! aslinya mah dua orang dua puluh ribu, tapi kerennya penjaga sepeda malah ngasi kita diskon 50%, hahaha. Jadi cuma bayar 5000/orang. Sebelum melakukan perjalanan naik sepeda, Alya dan aku memutuskan beli tongsis dulu, karena kita pengen nge-record our last day in Borobudur, weits.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Ini hasil jepretan pertama kita pake tongsis. Sayangnya, karena terlalu awam pake tongsis, hasil video sama foto pas waktu perjalanan naik sepeda ga ada yang bagus. Tapi ga papa.

The next week. Setelah seminggu kurang dikit akhirnya kita berpindah tempat, yaitu Candi Prambanan. Berbeda dengan pada saat tinggal di Borobudur yaitu di Pondok Pesantren Brayat, di Prambanan kami ber-empat puluh tinggal di rumah kontrakan dekat area komplek Candi Prambanan. Disana ga kalah asyiknya. Alya dan aku udah mulai kenal baik satu sama lain dan kita udah mulai terbiasa untuk bercengkrama bareng turis. Meskipun, di hari-hari terakhir aku dan Alya udah bener-bener boseeeen dan males buat cari turis, akhirnya kita cari jalan lain. Dipenghujung hari pada saat hunting turis di Candi Prambanan dan Malioboro, kita cari jalan lain yaitu wisata kuliner.

Alya dan aku sama-sama suka makan tapi anehnya dia ga gendut-gendut, dan aku seneng minta Alya makan lagi lagi dan lagi biar kita sama-sama gendut #wat.

Ini beberapa foto ketika kita wisata kuliner.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

es-dawet-ayudari sini

 

Hari terakhir adalah shopping day. Sayangnya, aku ga bareng Alya. Kita sibuk beli ini-itu, oleh-oleh ini itu, pokoknya capekin.

 

It was too sweet to be forgotten! Nice to meet you, Alya!